
"Peranannya menjembatani antara karya-karya inovasi penelitian perguruan tinggi dengan industri pemakai. Salah satunya adalah dia memfasilitasi inkubator bisnis, seperti bisnis start up," ungkap Supriadi Legino kepada listrikindonesia.com di Jakarta, (06/11).
Ia menambahkan, sebenarnya konsep Techno Park (TP) ini sudah diterapkan di negara-negara lain.
"Kalau di negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, Korea, dan lainnya, sudah diterapkan di hampir setiap negara bagian atau provinsi dan sudah menerapkan berbagai macam sektor. Misalnya di provinsi A mempunyai TP otomotif, provinsi B mempunyai TP elektronik," jelasnya.
Awalnya Bandung Techno Park itu dibawah naungan Telkom University, seiring berjalannya waktu, Bandung Techno Park kini berjalan sendiri.
"Segala macem bentuk yang awalnya kompetisi-kompetisi, kita ubah menjadi sinergi," ungkap Supriadi.
Untuk di Bandung sendiri TP lebih mengarah ke Information Communication and Technology (ICT). STT PLN nantinya yang akan mensupport pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS); Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTBayu) dan lainnya.
"Saat ini kita melakukan pengembangan ke arah green energy (energi bersih)," tandasnya.
Sekadar informasi, Bandung Techno Park (BTP) ini mempunyai visi untuk menjadi motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat informasi Indonesia dan pendorong tumbuhnya industri ICT dan Technopreneur di Indonesia.
Masyarakat Informasi adalah masyarakat yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam mengelola informasi untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupannya.
BTP merupakan elemen masyarakat yang harus menjadi motor penggerak bagi terbentuknya Masyarakat Informasi Indonesia (MII) sebagai bagian Masyarakat Informasi Global, melalui kreasi, inovasi dan penggunaan Information and Communication Technology/Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT/TIK) dalam pengembangan sumber daya manusia, ekonomi dan budaya berbasis pengetahuan atau Knowledge Based Human Resource (K-Worker), Economy (K-Economy) dan Culture (K-Culture), baik di lingkup daerah Bandung dan Jawa Barat maupun lingkup nasional. (RG)
0 Komentar
Berikan komentar anda