Ilustrasi: Baterai penyimpanan daya listrik
Listrik Indonesia - Anda yang berencana mengoperasikan panel surya mungkin bertanya; berapa lama isi baterai solar bertahan? Berapa unit baterai yang perlu disiapkan untuk jaga-jaga? Dua cara menjawab pertanyaan ini.
Pertama, dalam banyak kasus, baterai yang terisi penuh dapat menerangi rumah semalaman, ketika panel surya tidak menghasilkan energi.
Untuk kalkulasi lebih tepat, Anda perlu mengetahui beberapa variabel. Termasuk, berapa banyak energi yang dikonsumsi rumah Anda pada hari tertentu? Berapa kapasitas dan tingkat daya baterai surya Anda?
BACA JUGA: Memahami Sistem Pembangkit Surya 'On-Grid' dan 'Off-Grid'
Lagi, apakah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Anda terhubung ke listrik (on-grid) atau tidak (off-grid)?
Contoh sederhana, seperti dilansir Energysage, dengan memakai data pemakaian rata-rata rumah tangga di Amerika Serikat (AS) sebesar 30 kWh energi per hari. Sementara kapasitas baterai surya yang dipakai rata-rata 10 kWh.
Jawaban simpelnya adalah dibutuhkan tiga baterai buat jaga-jaga. Dengan menyiapkan tiga unit baterai maka rumah yang bersangkutan terang sepanjang hari berbekal baterai saja.
Ternyata, kurang tepat memakai kalkulasi sederhana itu. Sistem panel surya Anda, kan, menyediakan daya yang lumayan kuat selama 6-7 jam sehari. Sepanjang terik-teriknya sang surya.
BACA JUGA: Standardisasi PLTS Bermanfaat Bagi Pengusaha dan Konsumen
Kedua, sebagian besar baterai tidak dapat bekerja pada kapasitas maksimum dan umumnya mencapai puncak pada 90% depth of discharge (DoD). Dengan demikian, baterai 10 kWh Anda kemungkinan memiliki kapasitas nyata sebesar 9 kWh.
Pada akhirnya, satu atau dua baterai dapat memberikan daya yang cukup pada malam hari alias saat panel surya tidak berproduksi. Namun, Anda mungkin memerlukan tiga baterai atau lebih untuk memberi daya selama 24 jam.
Selain itu, Anda harus menyiapkan daya cadangan untuk kebutuhan beberapa hari dengan asumsi besok-besok cuaca bakal mendung. (RE)
0 Komentar
Berikan komentar anda