Renewable Energy
ENERGY PRIMER
Waste to Energy
ENVIRO
NEWS
Trending
Kenali Energi Fosil, Baru, dan Terbarukan

Ilustrasi: Energi baru dan terbarukan [Foto: youtube.com - LISTRIK INDONESIA]
Listrik Indonesia - Anda tentu sering menemukan akronim "EBT" di media massa; cetak, elektronik, maupun daring (online). Kepanjangan EBT tiada lain "energi baru dan terbarukan".
Apa EBT itu? Daripada menerka-nerka atau pemahaman setengah-setengah, LISTRIK INDONESIA memaparkan gamblang informasi seputar EBT.
Bahannya dicuplik dari buku Energi Baru & Terbarukan: Solusi Energi Masa Depan, karya Andrew Cahyo A. dan Heru S.S., yang diterbitkan LISTRIK INDONESIA (2019).
Konsumsi Energi
Semakin tinggi level perekonomian dan kemakmuran suatu negara, dipastikan semakin besar konsumsi listriknya. Tenaga atau daya listrik itu dikonsumsi pelanggan rumah tangga hingga industri.
BACA JUGA: Pemanfaatan EBT, Indonesia Tertinggal Jauh!
Hingga, 2015, jenis energi yang digunakan untuk pembangkit listrik ternyata energi primer. Didominasi lebih 80 persen energi fosil; batu bara, minyak, dan gas.
Energi memang tak terpisahkan dari kehidupan ummat manusia. Energi menerangi rumah, membantu memasak, menonton televisi, dan menjalankan kendaraan. Mobil dan sepeda motor berjalan berkat energi yang tersimpan di bahan bakar.
Ada juga energi yang tersimpan dalam baterai. Banyak mainan yang bergerak memakai baterai. Singkatnya, terdapat beberapa jenis energi. Belakangan ini ditemukan beragam wujud energi yang lebih efisien dibanding bentuk sebelumnya. Juga lebih ramah lingkungan.

Energi Fosil
Berasal dari fosil makhluk yang hidup di zaman purba. Contohnya minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
Bahan bakar jenis ini memicu polusi udara. Berbagai penemuan teknologi tak mampu sepenuhnya mencegah rusaknya lingkungan. Belum lagi penerapan teknologi itu tidaklah murah.
Dampaknya jelas jumlah emisi gas rumah kaca yang dilepas ke udara terus meningkat. Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tahun demi tahun.
Sumber energi tak terbarukan terbentuk sekian juta tahun lalu. Saat itu lautan yang memenuhi bumi berisi ribuan ragam tanaman dan hewan.
Pada saatnya, aneka flora dan fauna dimaksud mati pada saatnya. Bangkainya menumpuk di dasar laut, tertimbun pasir dan lumpur. Berlapis-lapis tanaman, hewan, pasir, dan lumpur terbentuk dari waktu ke waktu.
BACA JUGA: Strategi Pemerintah Wujudkan Energi Fosil Lebih Bersih
Cuaca panas-dingin dan tekanan silih berganti dalam rentang waktu yang sungguh panjang membentuk lapisan bahan bakar fosil.
Sumber energi fosil akan habis dalam kurun waktu tertentu, ketika terus-menerus dikeruk atau dieksploitasi. Tidak butuh waktu banyak. Puluhan tahun saja. Paling lama 100-an tahun. Namun, butuh jutaan tahun lagi untuk proses pembentukan energi fosil.
Energi Baru
Mungkin Anda selama ini bertanya-tanya perbedaan energi baru dan terbarukan. Yang satu ini adalah energi yang berasal dari bahan bakar fosil atau nonfosil setelah diproses kimia atau fisik sehingga diperoleh bahan bakar baru dengan sifat yang baru pula --lebih ramah lingkungan dan mempunyai nilai kalor lebih tinggi.
Baru bara, misalnya, melalui teknologi gasifikasi ataupun mengekstrak gas methane dari tambang batu bara
Afrika Selatan yang kaya batu bara mengembangkan teknologi coal liquefaction. Batu bara diubah menjadi bahan bakar cair.
Energi Terbarukan
Maksudnya adalah energi yang ketersediaannya selalu kontinu. Contohnya biomassa, angin atau bayu, air, surya, panas bumi.
BACA JUGA: Komisi VII DPR Dukung PLTN, Setuju Masuk RUU EBT
Energi tersebut tidak menimbulkan polusi udara. Kelemahannya, secara teknologi dan infrastruktur, pemanfaatannya penuh tantangan.
Karakter EBT
EBT memiliki beberapa karakter umum yang sama dan juga berbeda, yang masing-masing menjadi kelebihan dan kekurangan. Keunikan ini bukan hambatan pengembangan EBT.
Tren penggunaan energi bersih dan berkelanjutan semakin meningkat. Semakin kuat kesadaran warga untuk hidup di lingkungan yang lebih bersih dan sehat. (RE)
0 Komentar
Berikan komentar anda