
Listrik Indonesia | Upaya SKK Migas untuk meningkatkan produksi migas nasional mendapatkan dukungan dari asosiasi profesi. Asosiasi itu yaitu Ikatan Ahli Tambang Indonesia (IATMI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Migas Indonesia (IAFMI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Geografi Indonesia (IGI), dan Universitas Trisakti.
Melalui nota kesepahaman yang ditandatangani oleh SKK Migas dengan asosiasi profesi dan Universitas Trisakti, para pihak akan melakukan kerja sama dalam rangka memajukan ilmu pengetahuan dan meningkatkan produksi migas nasional sesuai bidang kompetensi masing-masing.
Sekertaris SKK Migas Taslim Z Yunus menyampaikan seluruh pemangku kepentingan mesti bekerja sama untuk meningkatkan produksi migas untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pembangunan nasional. Visi peningkatan produksi satu juta barel pun telah mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak.
Meski diakui Taslim produksi minyak satu juta barel di 2030 sebetulnya belum mampu mencukupi kebutuhan minyak nasional yang jauh lebih besar. Namun, setidaknya jika target tersebut bisa direalisasikan akan membantu pemerintah dalam mengurangi impor minyak.
"Kami harapkan penandatanganan nota kesepahaman menjadi pondasi untuk bersama-sama melakukan langkah nyata dan kerja bersama memberikan kontribusi meningkatkan produksi migas nasional untuk mendukung pembangunan," kata Taslim, dalam keterangan resminya, Rabu, 28 April 2021.
Ketua Umum IATFMI John Hisar Simamora pun sepakat untuk mencapai visi tersebut diperlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai pihak. Ia bilang dengan bersatu menjadi kekuatan untuk dapat mewujudkan target tersebut.
Meskipun dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) persentase energi migas akan menurun seiring dengan tren energi masa depan adalah Energi Baru dan Terbarukan (EBT), namun dari sisi volume justru kebutuhan energi yang bersumber dari minyak justru meningkat. Untuk minyak di 2050 kebutuhan meningkat menjadi 3,9 juta barel dari kebutuhan saat ini sebesar 1,6 juta barrel.
“Energi masa depan adalah EBT, namun ada proses transisi menuju kesana dengan kontribusi minyak dan gas yang masih signifikan. Khususnya gas, yang produksi akan semakin dominan ke depannya. Maka segala hal yang terkait dengan antisipasi terhadap peningkatan produksi gas harus disiapkan," kata John.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Universitas Trisakti Asri Nugrahant menyampaikan kerja sama dengan SKK Migas ini adalah bagian dari pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Kerja sama ini merupakan kesempatan bagi Universitas Trisakti untuk lebih dapat meningkatkan penelitian dan kontribusinya bagi upaya peningkatan produksi minyak dan gas nasiona.
"Sebelumnya sudah banyak kerjasama antara Universitas Trisakti dan SKK Migas, dan kedepannya kami berharap semakin banyak yang dapat dikontribusikan oleh trisakti," pungkas Asri.
0 Komentar
Berikan komentar anda